Bumi, merupakan planet yang indah. |
Katakanlah
teori Big Bang (ledakn besar )sudah tentu semakin mantap bila sudah
dapat diketahui pusat alam semesta yang notabene sebagai pusat ledakan
besar yang menjadi awal perhitungan waktu. Begitu juga untuk teori “alam
semesta berisolasi” , akan memudahkan untuk mencari kepastian tentang
pengembangan dan pengerutan alam semesta.
Namun
yang jadi persoalan , struktur alam semesta bukanlah berupa bola yang
memiliki satu pusat, melainkan sebuah struktur spiral multi dimensi
berlapis tujuh. Informasi dari Al-Quran sudah cukup jelas. Tinggal
manusia mengobservasi posisi bumi di dalam struktur spiral tersebut.
Melihat gejala ini, mau tidak mau bumi meiliki posisi yang istimewa
dalam alam semesta ini. Walaupun bukan sebagai pusat alam tata surya
maupun galaksi, kemungkinan bumi (memang ) berada di dekat pusat alam
semesta atau bahkan menjadi pusat alam semesta sebagai penyeimbang
pengembangan alam semesta itu sendiri.
Sains vs Agama
Bagi
orang beriman sangat mudah menerima suatu dogma bumi sebagai pusat alam
semesta , karena memang sejak awal kitab suci agama samawi, baik Taurat
maupun Injil sudah menginformasikan bumi sebagai pusat alam semesta .
Oleh karena itu di abad pertengahan gereja sangat gigih mempertahanka
bumi sebagai pusat tatasura (geosentris), dan mengancam ilmuwan –
ilmuwan yang yang memiliki pendapat bahwa mataharilah pusat tata surya (
heliosentris), sedangkan bumi bumi sekedar sebagai salah satu planet
yang mengedarinya.
Berbeda dengan orang awam
, para ilmuwan tidak semudah itu untuk menerima dogma bahwa bumi
sebagai pusat alam semesta atau setidaknya mendekati pusat alam semesta.
Mereka memerlukan suatu penelitian empiris dan butuh dukungan
perhitungan yang akurat, sehingga pernyataan bumi sebagai pusat alam
semesta dapat diterima secara rasional.
Dalam
kaitan ini pendapat para lmuwan, baik yang beriman maupun ateis, tidak
bisa disalahkan begitu saja oleh golongan agama, baik muslim ,umat
kristiani maupun yahudi. Sangat bermanfaat peran para ilmuwan untuk
membuktikan struktur alam semesta sebagaimana informasi Alquran. Bila
terbukti benar, akan memantapkan posisi Alquran sebagai wahyu Allah.
Kalaulah belum ada kesesuain, bisa jadi masih belum lengkap penafsiran
ayat-ayat Allah tersebut. Atau bahkan ilmu pengetahuan empiris tadak
dapat mampu membuktikannya, karena ukuran alam semesta yang sangat luar
biasa luasnya.
Sebenarnya para ilmuwan juga
sudah menemukan indikasi bahwa bumi tempat hidup manusia turunan Adam
ini berada di sekitar titik pusat alamsemesta. Mereka membuat suatu
pengandaian , apabila alam semesta ini terbatas dan mempunyai pusat, dan
galaksi bima sakti tidak berdekatan dengan pusat tersebut, maka alam
semesta beserta isinya pada suatu sisi niscaya sedikit lebih cemerlang
daripada sisi yang lain. Tetapi, nyatanya langit malam di luar bimasakti
di satu arah tidak lebih cemerlang daripada arah yang lain. Oleh karena
itu , para ahli astronmi terpaksa menyimpulkan bahwa langit itu
terbentang tak terhingga ke segala arah. Para ahli astronomi tidak mau
mengambil satu- satunya kesimpulan bahwa bumi merupakan pusat segala
sesuatu, karena sejak abad pertengahan justru bumi telah dilengserkan
oleh sistem Koprnikus. Di titik ini, belum bisa dicapai titik temu
pandangan sains dengan pandangan agama (teologi)
No comments:
Post a Comment