Melanjutan pada posting yang tedahulu
 yang telah menunjukan teori – teori tentang bumi sebagai pusat alam 
semesta maka pada posting kali ini kita akan bahas tanda –tanda lain 
bahwa bumi walaupun bukan sebagai pusat alam semesta maka bumi berada di
 dekat pusat alam semesta.
Gelombang
 Mikro 
Tanda – tanda lain 
bahwa bumi – walaupun bukan apa- apa di tata surya dan galaksi – bisa 
menjadi pusat alam semesta adalah penemuan radiasi gelombang mikro oleh 
dua insinyur Arno Penzias dan Robert Wilson pada tahun 1965. Mereka 
menemukan desis yang berasal dari seluruh langit , baik siang maupun 
malam dengan kekuatan yang sama. Penemuan tersebut disimpulkan oleh 
Robert Dicke bahwa radiasi gelombang mikro tersebut berasal dari sisa 
ledakan dentuman besar. Dari sini sebenarnya bisa disimpulkan , bumi 
berada di pusat alam semesta, karena dari semua arah ternyata kekuatan 
desisnya sama. Ilmuwan lain bernama Michael Denton dalam bukunya Nture’s
 Destiny juga menyatakan kekagumannya pada posisi bumi yang terletak di  tepi galaksi Bima Sakti. Bila bumi berada di tengah 
galaksi , dapat dipastkan manusia tidak dapat memendang luasnya langit, 
karena terkurung oleh kepadatan bintang di galaksi Bima Sakti sendiri.
Dari kesimpulan para ahli atronomi tersebut, sangat 
jelas mereka berusaha menghindar dari pernyataan bumi sebagai pusat 
segala sesuatu, karena sejak awal zaman pencerahan Eropa, mereka telah 
membuang jauh – jauh dogma agama dalam hal iniajaran Kristiani. Mereka 
seolah – olah takut pada agama dan harus terpaksa memasukkan peran 
Tuhan. Bagi kebanyakan ilmuwan rupa rupanya untuk memasukan peran Tuhan 
ini masih merupakan hal yang tabu.
Versi Al- Quran
Menyikapi
 hal tersebut, Alquran dan hadis secara eksplisit mengarahkan bumi 
berada di sekitar pusat alam semesta. Bahkan Allah SWT rupanya sudah 
mengetahui sikap para ilmuwan terutama yang ateis. Surat AL Mu’minuun 
ayat 71 mengungkapkan ” Andaikata kebenaran itu 
menuruti hawa nafsu mereka, pasti binasalah langit dan bumi ini, dan 
semua yang ada di dalamnya. Sebenarnya Kami telah mendatangkan kepada 
mereka kebanggaan (Al Quran) mereka tetapi mereka berpaling dari 
kebanggaan itu.”
Bumi ini dibuat mudah untuk manusia dan ditempatkan pada 
posisi yang penting dalam struktur alam semesta yakni sebagai pusat. 
Namun, ternyata para ilmuwan yang masih dipengaruhi paham materislitik ,
 eksistensial, positivistik, dan ateis tetap berusaha berpaling dari 
kemuliaan itu. Mereka masih terpaku pada materi , karena bagaimana 
mungkin bumi yang massanya tak berarti dibandingkan matahari , galaksi ,
 apalagi alam semesta , bisa mengimbangi pengembangan alam semesta yang 
konon melesat mendekati kecepatan cahaya.
Sebuah tantangan yang menarik bagi 
ilmuwan dan orang-orang beriman – khususnya Muslimin dan Muslimat untuk 
mencari kebenaran. Yang kita harapkan adalah adanya kesesuain sains dan 
teknologi dengan kitabullah, karena pada hakikatnya keduanya berasal ari
 sumber yang sama yakni Allah.
Informasi yang mengarahkan bumi 
sebagai pusat alam semesta yang paling utama adalah QS Az-Zumar ayat 67 
“Dan mereka tidak mengagungkan Allah dengan pengagungan yang semestinya 
padahal bumi seluruhnya dalam genggaman-Nya pada hari kiamat dan langit 
digulung dengan tangan kanan-Nya . Maha Suci Tuhan dan
 Maha Tinggi Dia dari apa yang mereka persekutukan.”
Informasi ini  menunjukkan
 bumi sebagai tempat tinggal manusia mendapat perlakuan khusus, yakni 
dipisahkan dari benda- benda langit lainnya. Penggulungan langit berarti
 beserta seluruh galaksi yang berada di dalamnya. Namun , manakala sudah
 sampai di ujung yakni di pusat kedudukan bumi, proses penggulungan 
berhenti dan bumi secara khusus dipisahkan. Secara logika , hal ini 
sulit dilakukan jika bumi berada di bagian tengah atau justru di bagian 
terluar , karena akan menyatu dengan seluruh benda di seluruh alam 
semesta. Hakikat pemisahan ini, karena manusia akan dibangkitkan kembali
 dan harus menghadapi mahkamah pengadilan tertinggi Allah untuk 
ditetapkan masuk surga atau neraka. 
Ayat – ayat Alquran yang menjadikan 
Adam (manusia) sebagai khalifah dan memakmurkan bumi, juga menunjukan 
keistimewaan bumi. Dengan demikian sangatlah benar bahwa bahwa Allah 
sangat memuliakan manusia, namun manusia itu justru tidak mau menerima. 
Bahkan sebagian menentang keberadaan Allah dengan menyatakan Tuhan telah
 mati.
Tugas Ilmuwan
Pandangan agama samawi bahwa bumi 
sebagai pusat alam semesta tentunya sulit diterima para ilmuwan , karena
 masa materinya yang sangat kecil. Hal ini sulit karena mungkin ilmuwan 
masih mengikuti teori big bang dengan satu titik pusat ledakan ke segala
 arah. Para ilmuwan pasti tetap menanyakan peran bumi dalam menjaga 
keseimbangan alam semesta, sehingga tidak runtuh. Inilah tantangan yang 
harus dijawab oleh para ilmuwan.
H. Mudjiono
Pikiran Rakyat 27 oktober 2005

No comments:
Post a Comment