Monday, June 4, 2012

Bumi, Pusat Alam Semesta ? part 2

Bumi

Melanjutan pada posting yang tedahulu yang telah menunjukan teori – teori tentang bumi sebagai pusat alam semesta maka pada posting kali ini kita akan bahas tanda –tanda lain bahwa bumi walaupun bukan sebagai pusat alam semesta maka bumi berada di dekat pusat alam semesta.
Gelombang Mikro
Tanda – tanda lain bahwa bumi – walaupun bukan apa- apa di tata surya dan galaksi – bisa menjadi pusat alam semesta adalah penemuan radiasi gelombang mikro oleh dua insinyur Arno Penzias dan Robert Wilson pada tahun 1965. Mereka menemukan desis yang berasal dari seluruh langit , baik siang maupun malam dengan kekuatan yang sama. Penemuan tersebut disimpulkan oleh Robert Dicke bahwa radiasi gelombang mikro tersebut berasal dari sisa ledakan dentuman besar. Dari sini sebenarnya bisa disimpulkan , bumi berada di pusat alam semesta, karena dari semua arah ternyata kekuatan desisnya sama. Ilmuwan lain bernama Michael Denton dalam bukunya Nture’s Destiny juga menyatakan kekagumannya pada posisi bumi yang terletak di  tepi galaksi Bima Sakti. Bila bumi berada di tengah galaksi , dapat dipastkan manusia tidak dapat memendang luasnya langit, karena terkurung oleh kepadatan bintang di galaksi Bima Sakti sendiri.
Dari kesimpulan para ahli atronomi tersebut, sangat jelas mereka berusaha menghindar dari pernyataan bumi sebagai pusat segala sesuatu, karena sejak awal zaman pencerahan Eropa, mereka telah membuang jauh – jauh dogma agama dalam hal iniajaran Kristiani. Mereka seolah – olah takut pada agama dan harus terpaksa memasukkan peran Tuhan. Bagi kebanyakan ilmuwan rupa rupanya untuk memasukan peran Tuhan ini masih merupakan hal yang tabu.
Versi Al- Quran
Menyikapi hal tersebut, Alquran dan hadis secara eksplisit mengarahkan bumi berada di sekitar pusat alam semesta. Bahkan Allah SWT rupanya sudah mengetahui sikap para ilmuwan terutama yang ateis. Surat AL Mu’minuun ayat 71 mengungkapkan ” Andaikata kebenaran itu menuruti hawa nafsu mereka, pasti binasalah langit dan bumi ini, dan semua yang ada di dalamnya. Sebenarnya Kami telah mendatangkan kepada mereka kebanggaan (Al Quran) mereka tetapi mereka berpaling dari kebanggaan itu.”
Bumi ini dibuat mudah untuk manusia dan ditempatkan pada posisi yang penting dalam struktur alam semesta yakni sebagai pusat. Namun, ternyata para ilmuwan yang masih dipengaruhi paham materislitik , eksistensial, positivistik, dan ateis tetap berusaha berpaling dari kemuliaan itu. Mereka masih terpaku pada materi , karena bagaimana mungkin bumi yang massanya tak berarti dibandingkan matahari , galaksi , apalagi alam semesta , bisa mengimbangi pengembangan alam semesta yang konon melesat mendekati kecepatan cahaya.
Sebuah tantangan yang menarik bagi ilmuwan dan orang-orang beriman – khususnya Muslimin dan Muslimat untuk mencari kebenaran. Yang kita harapkan adalah adanya kesesuain sains dan teknologi dengan kitabullah, karena pada hakikatnya keduanya berasal ari sumber yang sama yakni Allah.
Informasi yang mengarahkan bumi sebagai pusat alam semesta yang paling utama adalah QS Az-Zumar ayat 67 “Dan mereka tidak mengagungkan Allah dengan pengagungan yang semestinya padahal bumi seluruhnya dalam genggaman-Nya pada hari kiamat dan langit digulung dengan tangan kanan-Nya . Maha Suci Tuhan dan Maha Tinggi Dia dari apa yang mereka persekutukan.”
Informasi ini  menunjukkan bumi sebagai tempat tinggal manusia mendapat perlakuan khusus, yakni dipisahkan dari benda- benda langit lainnya. Penggulungan langit berarti beserta seluruh galaksi yang berada di dalamnya. Namun , manakala sudah sampai di ujung yakni di pusat kedudukan bumi, proses penggulungan berhenti dan bumi secara khusus dipisahkan. Secara logika , hal ini sulit dilakukan jika bumi berada di bagian tengah atau justru di bagian terluar , karena akan menyatu dengan seluruh benda di seluruh alam semesta. Hakikat pemisahan ini, karena manusia akan dibangkitkan kembali dan harus menghadapi mahkamah pengadilan tertinggi Allah untuk ditetapkan masuk surga atau neraka.
Ayat – ayat Alquran yang menjadikan Adam (manusia) sebagai khalifah dan memakmurkan bumi, juga menunjukan keistimewaan bumi. Dengan demikian sangatlah benar bahwa bahwa Allah sangat memuliakan manusia, namun manusia itu justru tidak mau menerima. Bahkan sebagian menentang keberadaan Allah dengan menyatakan Tuhan telah mati.
Tugas Ilmuwan
Pandangan agama samawi bahwa bumi sebagai pusat alam semesta tentunya sulit diterima para ilmuwan , karena masa materinya yang sangat kecil. Hal ini sulit karena mungkin ilmuwan masih mengikuti teori big bang dengan satu titik pusat ledakan ke segala arah. Para ilmuwan pasti tetap menanyakan peran bumi dalam menjaga keseimbangan alam semesta, sehingga tidak runtuh. Inilah tantangan yang harus dijawab oleh para ilmuwan.

H. Mudjiono
Pikiran Rakyat 27 oktober 2005

No comments:

Post a Comment